Sleman (MTsN 5 Sleman) MTsN 5 Sleman menyelenggarakan kegiatan Edukasi Mitigasi Kebencanaan Kebakaran pada Selasa, 30 Desember 2025, bertempat di aula madrasah. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00 WIB hingga selesai dan diikuti oleh seluruh guru serta karyawan MTsN 5 Sleman sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana kebakaran di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Kegiatan ini menghadirkan Bapak Sumarjono, Penata Layanan Operasional dari Satuan Polisi Pamong Praja Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Seksi Pencegahan Kabupaten Sleman, sebagai narasumber utama. Edukasi disampaikan secara komprehensif dalam dua sesi, yaitu sesi pemaparan materi dan diskusi, dilanjutkan dengan sesi praktik penanganan kebakaran.
Pada sesi pertama, Bapak Sumarjono memaparkan teori dasar penanggulangan kebakaran. Ia menjelaskan bahwa penanggulangan kebakaran terbagi menjadi tiga aspek utama, yaitu fire prevention (pencegahan), fire repression (pemadaman), dan fire evacuation (evakuasi). Selain itu, peserta juga dibekali pemahaman mengenai faktor-faktor pemicu kebakaran, jenis-jenis kebakaran, model penanganan yang tepat, serta langkah-langkah antisipasi dini untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Sesi kedua diisi dengan praktik langsung penanganan kebakaran. Para guru dan karyawan mendapatkan kesempatan untuk memadamkan api menggunakan berbagai metode, seperti alat pemadam api ringan (APAR), handuk basah, hingga teknik pemadaman sederhana dengan tangan kosong sesuai prosedur keselamatan. Dalam praktik tersebut, Bapak Sumarjono menekankan pentingnya sikap tenang dan kesadaran dalam menghadapi situasi darurat.
“Kuncinya adalah tidak panik. Kita harus berpikir dengan kesadaran. Pahami sumber api, pahami arah angin, berpikir, lalu temukan cara memadamkannya,” jelasnya, didampingi oleh beberapa petugas Damkar Sleman.

Melalui kegiatan ini, MTsN 5 Sleman berharap seluruh guru dan karyawan memiliki pengetahuan serta keterampilan dasar dalam mitigasi kebakaran, mampu melakukan antisipasi dini, dan dapat bertindak cepat serta tepat apabila terjadi kebakaran, baik di lingkungan madrasah maupun di masyarakat.
Kegiatan edukasi ini tidak hanya bermanfaat bagi warga madrasah, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam menumbuhkan budaya sadar bencana. Diharapkan, pengetahuan yang diperoleh dapat ditularkan kepada peserta didik dan masyarakat luas, sehingga tercipta lingkungan yang lebih aman, sigap, dan tangguh terhadap bencana kebakaran. (Hum-M5)
